Thursday, February 18, 2016

Pengalaman UEE NUS: Greget!

20

Maaf beberapa bulan ini saya nggak nge-post di blog, karena sempat terhanyut oleh rutinitas *halah. Oke, jadi intinya ini posting pertama sejak Oktober 2015. Lama banget, ya? Iya, memang. Jadi, langsung saja saya cerita.

Bagi yang belum tahu, NUS itu singkatan dari National University of Singapore. Lokasinya di pusat kota (downtown) Singapura, bisa dibilang strategis. Kayaknya keren gitu, kan? Iya, memang, secara universitas ini menduduki peringkat 12 di QS World University Ranking (ceknya sih pada 18 Februari 2016, jadi bisa saja besok-besok peringkatnya berubah).



Analoginya, lebih gampang mana, dapat berlian atau dapat tembaga? Ya, memang sih, dua-duanya bisa saja dicari. Masalahnya, kalau mau dapat berlian (secara legal) perlu usaha lebih buat ngumpulin uang, karena harganya yang mahal. Sama dengan NUS; jika mau masuk ke universitas bergengsi ini, kalian harus terlebih dahulu ikut tes yang namanya UEE (University Entrance Examination). Bahannya dari kurikulum mereka: H2 A Level. Susah? Iya, susah kalau kalian nggak belajar. Ada materi yang nggak diulas di SMA di Indonesia, misalnya complex number, differential equation, dan lain-lain. Oleh karena itu, coba belajar sejak dini kalau mau ikut UEE. By the way, pada lain kesempatan, mungkin saya akan bagikan beberapa soal ini.

Langsung saja saya cerita ke pengalaman saya ikut pendaftaran NUS. Awal Oktober, mereka sudah buka pendaftaran secara online, jadi nggak perlu susah-susah kirim lewat pos. Pembukaannya bersamaan dengan Nanyang Technological University (NTU). Seputar NTU akan saya bagikan pada post selanjutnya. Langsung saja saya isi form aplikasi awal. Setelah itu, saya scan dokumen-dokumen seperti akta kelahiran, rapor kelas sebelas (di NUS, yang diminta hanya rapor kelas sebelas), ijazah dan SKHUN SMP, dan dokumen penunjang lain. Dan ingat, kita harus bayar registration fee, jadi saya bayar biayanya lewat kartu kredit. Singkatnya, harus hati-hati banget di tahap ini, jangan sampai ada yang terlewat. Kan nggak lucu kalau nggak keterima hanya karena kurang sedikit.

Bahkan, sejak sebelum pembukaan pendaftaran, saya sudah mulai mencicil belajar kurikulum A level, karena materinya sangat banyak. Saya nggak ikut les, jadi saya mencari buku dan referensi-referensi sendiri, misalnya buku-buku Matematika dari Edexcel. Sejauh itu, saya ngerti materi apa yang mereka maksud, dan saya bisa mengerjakan latihannya dengan sangat baik.

Pendaftaran ditutup pada 25 Desember 2015, dan saya hanya bisa harap-harap cemas menunggu hasil keputusan aplikasi NUS. For your information, nggak semua yang daftar NUS bakal diundang untuk ikut UEE, karena mereka bakal lihat faktor-faktor dari pendaftar, seperti nilai rapor. Bahkan isunya, kesempatan diundang UEE makin besar jika nilai rata-rata sudah mendekati 90.

Pengumuman yang ditunggu akhirnya tiba. Sekitar awal Januari, saya cek kotak masuk surel dan sudah ada pemberitahuan dari mereka bahwa saya diundang untuk mengikuti UEE pada 23 dan 24 Januari 2016. Tempat tesnya bisa di Jakarta atau di Medan, dan saya disuruh konfirmasi subjek apa saja yang bakal saya kerjakan untuk tes. Jadilah saya memilih tes di Hotel Ciputra Jakarta dan mengambil tes Fisika, Matematika, dan Bahasa Inggris.

Singkat cerita, saya berangkat dari Surabaya ke Jakarta sendirian dan datang ke Hotel Ciputra. Tesnya jam sembilan, tapi saya datang jam setengah delapan. Maklum, takut macet. Karena itu, saya nunggu di depan hall kayak jomlo, saking sepinya. Niatnya mau belajar, tapi jangan deh, karena takutnya bisa bikin tambah grogi. Mending pasrah aja, percaya kalau sudah belajar maksimal. Dan nggak lama, peserta lain mulai datang. Serius, mukanya genius-genius semua. Memang sih, kebanyakan yang daftar ini anak olimpiade. Agak ngeri awalnya.

Lima belas menit sebelum tes mulai, kami semua disuruh masuk oleh pengawas ujian. Lalu, waktu kami sudah duduk, salah satu pengawas cewek yang agak tua (sekitar tante-tante lah), maju dan baca aturan ujian. Sumpah, biasanya orang-orang bilang kalau orang Singapura logatnya ancur nggak karuan kan, karena kecampur sama logat Melayu. Tapi, orang ini logatnya nggak aneh sama sekali, malah mendekati orang British. Keren banget, serius. Kalau mau diringkas, gini UEE-nya:

Hari pertama: Fisika. Lima puluh nomor pilihan ganda, waktunya dua jam. Bagi yang sudah belajar, pasti nggak ada masalah lah ya. Kebanyakan cuma masuk-masuk rumus. Tapi, bodohnya, saya nggak teliti di beberapa soal konsep, dan ada satu soal tentang teori atom hidrogen Bohr yang saya nggak bisa kerjain, karena lupa konstanta Rydberg! Sayang banget. Aneh sih, konstanta yang nggak kepakai dikasih di tabel, sementara yang kepakai malah nggak ada. Yang yakin bener sekitar 85-90%.

Hari kedua:
Bahasa Inggris. Simpel, cuma nulis esai dalam satu setengah jam. Temanya tentang… hmm, gimana supaya robot nggak mendominasi manusia.

Matematika. Ini ada dua puluh pilihan ganda dan sepuluh uraian. Yang pilgan harus dikerjain semua, dan yang uraian pilih empat saja. Topik uraian ada Pure Math, Mechanics, dan Statistics and Probability. Masalahnya, satu nomor saja udah beranak cucu, coy! Jadilah saya pilih dua nomor Pure Math, satu Mechanics, dan satu Probability. Yang Pure Math tentang integral, induksi matematika, pertidaksamaan, dan SPLDV (tapi SPLDV–nya complex number). Yang Mechanics gampang, tentang momentum digabung sama GLBB saja. Bodohnya, saya nggak teliti di hasil akhir salah satu integral. Jadi, total yang yakin bener itu 95%.

Ya, jadi itu pengalaman UEE NUS. Entah gimana hasilnya keterima atau nggak, saya hanya bisa pasrah. Karena kadang kita cuma perlu usaha, hasilnya ditentuin sama yang atas. Banyak faktor X gitu lah. Selanjutnya saya bakal bahas tentang UEE NTU.

20 comments:

  1. Kak, belajar kurikulum A level drmna aja? Referensinya apa saja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matematika belajar dari buku-buku Edexcel; Fisika dari textbook Cambridge. Tapi aku juga download H2 Math past papers karena tingkat kesulitan A level Singapore lebih dari A level pada umumnya :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Kak, akta kelahiran yg di scan asli/photocopy? Soalnya yang asli ilang kak hehe

    ReplyDelete
  4. Waktu itu keterima di jurusan apa kak?

    ReplyDelete
  5. Kak, beli buku buku A level dimana kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di mentari books ada kok. Atau bisa juga download aja ebook di internet

      Delete
    2. download ebooknya dimana ya kak. terutama buat mate nya

      Delete
  6. Kak dulu submit score SAT juga gak?

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Kak, dokumen penunjang tuh apa aja? Trus harus di translate ya?

    ReplyDelete
  9. Kak, dokumen penunjang tuh apa aja? Trus harus di translate ya?

    ReplyDelete
  10. Kak, boleh minta email buat tanya-tanya nggak? Atau ada kontak lain yang bisa saya hubungi? Terimakasih sebelumnya kak :)

    ReplyDelete
  11. Harus ada IELTS gak?

    ReplyDelete
  12. Misi kak mau nanya. Kan di detailnya buat SMA UAN qualification itu closing application nya 25 Dec, dan document submission deadline nya 28 dec 2017. Nah saya upload supporting document nya di tanggal 28 Dec itu kak. Tapi ternyata pas saya baca email, documents harus sampai saat application closing date. Kira2 tetep diterima ngga ya kak? Terima kasih kak :)

    ReplyDelete
  13. UEE nya NUS dan NTU itu sama atau harus ikut di tiap universitasnya?

    ReplyDelete

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com