Maaf beberapa bulan ini saya nggak nge-post di blog, karena sempat terhanyut oleh rutinitas *halah. Oke,
jadi intinya ini posting pertama
sejak Oktober 2015. Lama banget, ya? Iya, memang. Jadi, langsung saja saya
cerita.
Bagi yang belum tahu, NUS itu singkatan dari National
University of Singapore. Lokasinya di pusat kota (downtown) Singapura, bisa dibilang strategis. Kayaknya keren gitu, kan? Iya, memang, secara universitas ini
menduduki peringkat 12 di QS World University Ranking (ceknya sih pada 18
Februari 2016, jadi bisa saja besok-besok peringkatnya berubah).
Analoginya, lebih gampang mana, dapat berlian atau dapat
tembaga? Ya, memang sih, dua-duanya bisa saja dicari. Masalahnya, kalau mau
dapat berlian (secara legal) perlu usaha lebih buat ngumpulin uang, karena
harganya yang mahal. Sama dengan NUS; jika mau masuk ke universitas bergengsi
ini, kalian harus terlebih dahulu ikut tes yang namanya UEE (University
Entrance Examination). Bahannya dari kurikulum mereka: H2 A Level. Susah? Iya,
susah kalau kalian nggak belajar. Ada materi yang nggak diulas di SMA di
Indonesia, misalnya complex number, differential equation, dan lain-lain. Oleh karena itu, coba belajar sejak
dini kalau mau ikut UEE. By the way, pada lain kesempatan, mungkin saya akan
bagikan beberapa soal ini.
Langsung saja saya cerita ke pengalaman saya ikut
pendaftaran NUS. Awal Oktober, mereka sudah buka pendaftaran secara online, jadi nggak perlu susah-susah kirim
lewat pos. Pembukaannya bersamaan dengan Nanyang Technological University
(NTU). Seputar NTU akan saya bagikan pada post
selanjutnya. Langsung saja saya isi form aplikasi
awal. Setelah itu, saya scan dokumen-dokumen
seperti akta kelahiran, rapor kelas sebelas (di NUS, yang diminta hanya rapor kelas
sebelas), ijazah dan SKHUN SMP, dan dokumen penunjang lain. Dan ingat, kita
harus bayar registration fee, jadi
saya bayar biayanya lewat kartu kredit. Singkatnya, harus hati-hati banget di
tahap ini, jangan sampai ada yang terlewat. Kan nggak lucu kalau nggak keterima
hanya karena kurang sedikit.
Bahkan, sejak sebelum pembukaan pendaftaran, saya sudah
mulai mencicil belajar kurikulum A level, karena materinya sangat banyak. Saya
nggak ikut les, jadi saya mencari buku dan referensi-referensi sendiri,
misalnya buku-buku Matematika dari Edexcel. Sejauh itu, saya ngerti materi apa
yang mereka maksud, dan saya bisa mengerjakan latihannya dengan sangat baik.
Pendaftaran ditutup pada 25 Desember 2015, dan saya hanya
bisa harap-harap cemas menunggu hasil keputusan aplikasi NUS. For your information, nggak semua yang
daftar NUS bakal diundang untuk ikut UEE, karena mereka bakal lihat
faktor-faktor dari pendaftar, seperti nilai rapor. Bahkan isunya, kesempatan
diundang UEE makin besar jika nilai rata-rata sudah mendekati 90.
Pengumuman yang ditunggu akhirnya tiba. Sekitar awal
Januari, saya cek kotak masuk surel dan sudah ada pemberitahuan dari mereka
bahwa saya diundang untuk mengikuti UEE pada 23 dan 24 Januari 2016. Tempat
tesnya bisa di Jakarta atau di Medan, dan saya disuruh konfirmasi subjek apa
saja yang bakal saya kerjakan untuk tes. Jadilah saya memilih tes di Hotel
Ciputra Jakarta dan mengambil tes Fisika, Matematika, dan Bahasa Inggris.
Singkat cerita, saya berangkat dari Surabaya ke Jakarta sendirian dan
datang ke Hotel Ciputra. Tesnya jam sembilan, tapi saya datang jam setengah
delapan. Maklum, takut macet. Karena itu, saya nunggu di depan hall kayak jomlo, saking sepinya.
Niatnya mau belajar, tapi jangan deh, karena takutnya bisa bikin tambah grogi. Mending
pasrah aja, percaya kalau sudah belajar maksimal. Dan nggak lama, peserta lain
mulai datang. Serius, mukanya genius-genius semua. Memang sih, kebanyakan yang
daftar ini anak olimpiade. Agak ngeri awalnya.
Lima belas menit sebelum tes mulai, kami semua disuruh masuk
oleh pengawas ujian. Lalu, waktu kami sudah duduk, salah satu pengawas cewek
yang agak tua (sekitar tante-tante lah), maju dan baca aturan ujian. Sumpah,
biasanya orang-orang bilang kalau orang Singapura logatnya ancur nggak karuan
kan, karena kecampur sama logat Melayu. Tapi, orang ini logatnya nggak aneh
sama sekali, malah mendekati orang British. Keren banget, serius. Kalau mau
diringkas, gini UEE-nya:
Hari pertama: Fisika. Lima puluh nomor pilihan ganda,
waktunya dua jam. Bagi yang sudah belajar, pasti nggak ada masalah lah ya.
Kebanyakan cuma masuk-masuk rumus. Tapi, bodohnya, saya nggak teliti di
beberapa soal konsep, dan ada satu soal tentang teori atom hidrogen Bohr yang
saya nggak bisa kerjain, karena lupa konstanta Rydberg! Sayang banget. Aneh
sih, konstanta yang nggak kepakai dikasih di tabel, sementara yang kepakai
malah nggak ada. Yang yakin bener sekitar 85-90%.
Hari kedua:
Bahasa Inggris. Simpel, cuma nulis esai dalam satu setengah
jam. Temanya tentang… hmm, gimana supaya robot nggak mendominasi manusia.
Matematika. Ini ada dua puluh pilihan ganda dan sepuluh
uraian. Yang pilgan harus dikerjain semua, dan yang uraian pilih empat saja. Topik
uraian ada Pure Math, Mechanics, dan Statistics and Probability. Masalahnya,
satu nomor saja udah beranak cucu, coy! Jadilah saya pilih dua nomor Pure Math,
satu Mechanics, dan satu Probability. Yang Pure Math tentang integral, induksi
matematika, pertidaksamaan, dan SPLDV (tapi SPLDV–nya complex number). Yang
Mechanics gampang, tentang momentum digabung sama GLBB saja. Bodohnya, saya
nggak teliti di hasil akhir salah satu integral. Jadi, total yang yakin bener
itu 95%.
Ya, jadi itu pengalaman UEE NUS. Entah gimana hasilnya
keterima atau nggak, saya hanya bisa pasrah. Karena kadang kita cuma perlu
usaha, hasilnya ditentuin sama yang atas. Banyak faktor X gitu lah. Selanjutnya
saya bakal bahas tentang UEE NTU.
Kak, belajar kurikulum A level drmna aja? Referensinya apa saja?
ReplyDeleteMatematika belajar dari buku-buku Edexcel; Fisika dari textbook Cambridge. Tapi aku juga download H2 Math past papers karena tingkat kesulitan A level Singapore lebih dari A level pada umumnya :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak, akta kelahiran yg di scan asli/photocopy? Soalnya yang asli ilang kak hehe
ReplyDeleteCoba baca persyaratannya dulu di website NUS.
DeleteWaktu itu keterima di jurusan apa kak?
ReplyDeleteScience
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteKak, beli buku buku A level dimana kak?
ReplyDeleteDi mentari books ada kok. Atau bisa juga download aja ebook di internet
Deletedownload ebooknya dimana ya kak. terutama buat mate nya
DeleteKak dulu submit score SAT juga gak?
ReplyDeleteNggak.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak, dokumen penunjang tuh apa aja? Trus harus di translate ya?
ReplyDeleteKak, dokumen penunjang tuh apa aja? Trus harus di translate ya?
ReplyDeleteKak, boleh minta email buat tanya-tanya nggak? Atau ada kontak lain yang bisa saya hubungi? Terimakasih sebelumnya kak :)
ReplyDeleteHarus ada IELTS gak?
ReplyDeleteMisi kak mau nanya. Kan di detailnya buat SMA UAN qualification itu closing application nya 25 Dec, dan document submission deadline nya 28 dec 2017. Nah saya upload supporting document nya di tanggal 28 Dec itu kak. Tapi ternyata pas saya baca email, documents harus sampai saat application closing date. Kira2 tetep diterima ngga ya kak? Terima kasih kak :)
ReplyDeleteUEE nya NUS dan NTU itu sama atau harus ikut di tiap universitasnya?
ReplyDelete