Tuesday, April 19, 2016

Apa Itu Hukum Newton?

0

Seseorang pernah berkata pada saya, 

"Fisika itu pelajaran hitung-hitungan!"

"Rumusnya banyak!"

Well, saya nggak mau bilang dia salah. Tapi, dia juga nggak sepenuhnya benar. Fisika memang penuh dengan rumus matematis, karena Matematika sendiri adalah bahasa Fisika. Tetapi, yang paling penting dari Fisika sendiri adalah....

Konsep.

Tanpa konsep, nggak akan ada rumus-rumus yang kita pusingkan sekarang. Tanpa konsep, nggak akan ada penjelasan tentang fenomena alam lainnya. Tanpa konsep, Fisika hanya jadi pelajaran yang nyaris nggak ada bedanya dengan Matematika.

Kita masuk ke satu contoh bab. Sebut saja tentang Hukum Newton. Rumusnya memang cuma satu: F = ma. Beres. Kayaknya, dengan menguasai rumus itu, kita juga sudah menguasai Hukum Newton dan bab yang berkaitan dengan dinamika gaya lainnya.

Salah besar!

Definisi "paham"-mu belum bisa dibilang paham kalau kamu belum bisa jawab pertanyaan ini:
  1. Mengapa besar percepatan berbanding terbalik dengan massa?
  2. Ketika mobil mengerem mendadak, ke arah manakah sebuah benda akan jatuh?
  3. Jika terdapat gaya luar sebesar 100 Newton dan gaya gesek sebesar 100 Newton juga, apakah keduanya termasuk sepasang gaya aksi-reaksi?
  4. Apakah benda bisa mengerjakan gaya pada dirinya sendiri?
Di sinilah konsep benar-benar diperlukan. Jadi, Fisika bukan sekadar rumus yang harus dihafal!

Mari kita bahas tentang Hukum Newton alias hukum yang mempelajari tentang gerak. Saya jelaskan menurut pengetahuan saya.

HUKUM I NEWTON

Zaman dulu, orang-orang mengira bahwa benda yang bergerak memiliki kecenderungan untuk berhenti pada suatu titik, misalnya saja bola yang ditendang. Setelah beberapa lama, bola itu akan melambat dan akhirnya berhenti. 

Namun, Galileo Galilei menentang pendapat tersebut. Beliau mencetuskan bahwa sebenarnya benda memiliki kecenderungan untuk menentang perubahan gerakan, yang sekarang kita kenal sebagai kelembaman atau inersia.

Kemudian, berdasarkan argumen Galileo, Isaac Newton mematenkan suatu teori yang kita gunakan hingga sekarang. Isinya kurang lebih seperti ini:

Jika tidak ada gaya luar yang bekerja, benda akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.

Salah satunya adalah gerak satelit di luar angkasa. Satelit tidak mengalami gaya yang searah dengan kecepatan (gaya yang dialami hanyalah gaya sentripetal yang tegak lurus dengan arah kecepatan). Oleh karena itu, satelit hanya mengorbit dengan kecepatan konstan.

Contoh yang kedua adalah ketika mobil mengerem mendadak, kita akan terdorong ke depan. Mengapa? Karena tubuh kita punya kecenderungan mempertahankan keadaan asalnya, yaitu bergerak ke depan. Ketika mobil mengalami perlambatan secara tiba-tiba, kita masih bergerak ke depan. Oleh karena itu, kita terdorong ke depan.

Berdasarkan teori tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1.  Hukum I Newton sebenarnya menjelaskan apa yang terjadi ketika tidak ada gaya luar yang bekerja, bukan ketika resultan atau total gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol. Ya, memang, pada akhirnya formula sigma F = 0 akan digunakan dalam kondisi tertentu.
  2. Dapat dikatakan bahwa semakin besar massa, inersia benda tersebut semakin besar. (Bukan momen inersia!)
  3. Berdasarkan prinsip ini, benda tidak bisa mengerjakan gaya pada dirinya sendiri, karena sifat alami benda yaitu tetap mempertahankan keadaannya. Seandainya benda bisa mengerjakan gaya pada diri sendiri, benda itu akan mengalami percepatan dan mengubah geraknya sendiri. Memang, ada gaya antarpartikel di dalam suatu benda, namun gaya-gaya tersebut saling meniadakan sehingga resultannya nol.
HUKUM II NEWTON

Hukum Newton ini menjelaskan tentang benda yang sedang bergerak dengan percepatan konstan.

Sekarang, coba pikirkan, ada sebuah balok bermassa 10 kilogram, lalu didorong dengan gaya konstan 50 N. Yang kedua, dengan balok yang sama, cobalah dorong dengan gaya sebesar 100 N. Mana yang lebih mudah bergerak atau mulai mengalami percepatan? Tentu gaya yang 100 N! Kita bisa menyimpulkan bahwa besar percepatan berbanding lurus dengan besarnya resultan gaya.

Yang kedua, dengan besar gaya yang sama, kita dorong satu balok bermassa 10 kg dan satu balok lain bermassa 30 kg. Mana yang lebih mudah bergerak? Tentu yang 10 kg. Hal ini sesuai dengan Hukum I Newton. Besar percepatan berbanding terbalik dengan massa benda. Semakin besar massa suatu benda, semakin susah benda tersebut untuk bergerak.

Itulah asal-usul rumus yang kita kenal sekarang: sigma F = ma.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Rumus "ma" menyatakan resultan gaya yang bergerak pada arah tertentu. Jadi, misalkan ada gaya dorong (F) dan gaya gesek (fg) pada suatu balok, maka yang benar adalah F-fg = ma, bukan F = ma. Rumus ini harus diperlakukan untuk sistem.
  2. Rumus ini hanya bisa diperlakukan untuk benda yang mengalami percepatan konstan. Jika percepatan berubah selama selang waktu tertentu, harus diselesaikan menggunakan pendekatan kalkulus.
  3. Rumus ini berlaku jika massa konstan. Jika massa berubah, misalkan pada peristiwa fusi atau fisi, rumus ini tidak bisa digunakan.
  4. Rumus ini berlaku jika kecepatan benda jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Jika benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, kita harus menggunakan konsep Relativitas Einstein untuk menjelaskan gerak benda ini.
  5. Bersesuaian dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton, gaya adalah pemicu perubahan gerak benda, bukan yang membuat benda bergerak. Jika tidak ada gaya, benda masih bisa bergerak dengan percepatan konstan. Pertanyaannya, apakah benda bisa bergerak tanpa gaya apa pun? Bisa, tapi percepatannya pasti nol.
HUKUM III NEWTON

Suatu gaya memiliki pasangannya. Gaya yang dikerjakan ini disebut gaya aksi, dan gaya yang timbul akibat gaya aksi ini disebut gaya reaksi. Oleh karena itu. sepasang gaya tersebut dinamakan gaya aksi-reaksi.

Hal-hal yang harus diperhatikan:
  1. Gaya aksi-reaksi besarnya sama dan arahnya berlawanan.
  2. Gaya aksi dan gaya reaksi bekerja pada benda yang berbeda.
Misalkan saja kita memukul tembok, lalu kita merasa kesakitan. Mula-mula, tangan kita mengerjakan gaya aksi pada tembok. Kemudian, tembok tersebut mengerjakan gaya reaksi kepada tangan kita. Gaya aksi bekerja pada tembok dan gaya reaksi bekerja pada tangan. Kedua gaya bekerja pada dua benda yang berbeda. Oleh karena itu, peristiwa ini memenuhi Hukum III Newton.

Selanjutnya, ada suatu buku di atas tanah. Buku mengerjakan gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik pada Bumi, dan gaya reaksinya adalah Bumi mengerjakan gaya gravitasi pada buku. Jadi, sebenarnya Bumi tertarik karena gaya gravitasi antara Bumi dan buku, hanya saja percepatannya sangat kecil sehingga kita tidak dapat merasakan pergerakan Bumi.

Sebenarnya, Hukum Newton ini nyaris nggak ada rumus. Hanya saja, kita perlu menguasai konsep agar dapat menjelaskan keadaan sehari-hari.

Monday, April 18, 2016

Indahnya Masa SMA

0

Setelah belakangan ini berkutat dengan artikel yang berat-berat macam kelebihan dan kekurangan Ujian Nasional, lebih baik sekarang kita bahas yang lebih nyantai.

Jadi, mulai dari mana ya....

Oh, gini aja.

Saya baru saja menyelesaikan Ujian Nasional, seperti yang kalian ketahui. Sejak masa SD sampai SMA, UN selalu menandakan masa berakhirnya jenjang pendidikan tertentu. Setuju? Jadi, otomatis sebentar lagi saya lulus SMA dan lanjut kuliah, dong. Selesai Ujian Nasional berarti indahnya masa SMA juga ikut selesai. Itu pun kalau sekolah meluluskan loh ya.

Dulu, waktu pertama kali masuk SMA, saya merasa acuh tak acuh sama suasana SMA. Cuma merasa, "Halah... cuma tiga tahun aja loh." Namun, semakin ke sini, kata-kata orang seperti, "Masa SMA jangan disia-siakan!" semakin terasa bener. Ini bener-bener terasa seperti masa yang langka. Masa SMA itu indah.

Memang, masa SMA itu indah, bikin sebel, bikin baper, tapi juga bikin kangen akan kenangannya. Seberat apa pun kita mencoba, pasti yang namanya masa SMA nggak akan terulang lagi. Setuju? Bahkan ketika kalian mencoba untuk membawa suasana SMA ke dunia perkuliahan, feel-nya pasti sudah beda banget. Seperti ada missing piece gitu. Entah itu teman-temannya, suasana kelas, dan lain-lain.

Saya kepengin membagikan sedikit cerita tentang indahnya masa SMA. Kali ini, saya akan pakai subjeknya sebagai "kamu" agar feel-nya lebih ngena. Yuk, mulai!

Masa SMA itu masa-masa kamu mencari jati diri. Waktu SMP, mungkin kamu masih sibuk main-main nggak jelas. Kalau ditanya cita-citamu apa, kamu jawab sekenanya, "Jadi dokter! Eh, tapi jadi pengusaha juga seru sih bisa tajir...." Pokoknya, nggak jelas banget deh hidupmu!

Tapi, semua berbeda ketika kamu masuk SMA.

Kamu harus punya arah hidup. Artinya, kamu harus mempertanggungjawabkan kata-katamu mengenai cita-cita dan impian. Kamu sudah nggak bisa ngomong tok. Misalnya, kamu bilang, "Aku pengin jadi pengusaha sukses!" Nah, masalahnya, kamu siap banting tulang untuk promosi, nggak? Siap gagal? Siap merugi? Dari sinilah, kamu perlu yang namanya identitas diri supaya bisa lebih teguh mencapai impianmu tersebut.

Bukan, bukan sekadar KTP atau SIM. Maksudnya, kamu tahu kamu itu siapa. Kamu kenal betul apa kelebihan dan kekuranganmu. Yang paling penting, kamu tahu kenapa kamu dilahirkan. Caranya supaya bisa menemukan identitas dirimu ya cuma satu: cobalah hal-hal baru! Dengan banyak mencoba, lama-kelamaan kamu tahu di mana minatmu yang sebenarnya. Jadi, masa SMA itu nggak seru kalau kamu cuma sekolah-pulang-sekolah-pulang.

Yang kedua, masa SMA ini terkenal dengan kegilaannya. Iya, benar. Kapan lagi bisa merasakan bolos kelas bareng-bareng? Kapan lagi bisa merasakan bagi-bagi contekan sekelas? Kapan lagi bisa merasakan cinta monyet di kelas? Kapan lagi bisa merasakan pakai seragam abu-abu setiap hari Senin? Kapan lagi bisa merasakan dihukum menyapu sekolah kalau terlambat? Kapan lagi bisa merasakan dihukum waktu upacara karena atribut nggak lengkap?

Kapan?

Ya cuma masa SMA ini!

Sayangnya, kamu nggak bisa senang-senang terus. Ada kalanya masa SMA harus berakhir dan kamu mulai menjalani kehidupan yang sesungguhnya.

Misalnya, pacaran anak SMA jelas beda dengan pacaran dewasa. Waktu SMA, mungkin gampang banget untuk dapat pacar. Tinggal buat dia sering ketawa sama kamu, terus tinggal bilang, "Maukah kamu jadi pacarku?" Udah pacaran, masih ketemu tiap Senin sampai Jumat. Indahnya dunia.

Waktu kuliah, nggak bisa semudah itu. Kamu cuma bisa dapet pacar (calon suami/istri) kalau kamu punya penghasilan yang jelas, pekerjaan yang stabil, tabungan yang mencukupi, belum lagi restu dari orangtua masalah suku atau agama. Belum lagi kalau harus LDR. Belum lagi kalau harus berantem karena beda prinsip. Belum lagi... sudahlah, hal ini makin rumit.

Tadi asmara, sekarang masalah pendidikan. Waktu sekolah, masih ada yang mengingatkan untuk kerja PR, ikut ulangan susulan, melengkapi catatan, nggak bolos dan lain-lain. Masih ada guru yang setia mendongkrak nilaimu hanya supaya kamu bisa naik kelas. Terus, kalau ketahuan menyontek, mungkin hukumannya cuma nilai nol, atau malah ditegur saja. Intinya, gampang banget bilang prinsip mlebu bareng metu bareng di masa SMA ini.

Waktu kuliah, kamu nggak bisa seperti itu lagi. Dosen nggak ambil pusing kalau kamu absen terus. Dosen nggak ambil pusing kalau kamu di kelas bawa Sprite dicampur Vanish terus mulai mabu-mabu di kursimu. Dosen nggak ambil pusing kalau kamu nggak kerjakan tugas. Yang penting dosen bisa kasih nilai seadanya. Kalau jelek, ya harus mengulang mata kuliah itu. Yang lebih parah, kalau kepergok menyontek saat ujian, kamu harus mengulang mata kuliah itu semester depan. Bahkan, ketika skripsimu mengandung unsur plagiarisme, kamu terancam dikeluarkan dari kampus. Jadi, memang keras.

Jadi, nikmati masa SMA-mu, teman, sebelum kamu bertemu dengan kerasnya kehidupan luar.

P.S: saya baper waktu nulis ini.

Friday, April 15, 2016

Kelebihan dan Kekurangan UNBK 2016

2


Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dilaksanakan tanggal 4 – 12 April kemarin. Tidak seperti yang sudah-sudah, ujian kali ini berbeda, salah satunya adalah mulai menggunakan komputer, meski beberapa sekolah masih menggunakan kertas (PBT). Lalu, UNBK kali ini hanya mengujikan satu pelajaran setiap harinya.

Sekarang, saya ingin berbagi opini saya mengenai kelebihan dan kekurangan UNBK 2016. Ingat, ini hanya opini, jadi tidak bisa dijadikan patokan bagi semua orang. Kalian bisa setuju, bisa juga tidak.

Thursday, March 31, 2016

Apakah Kuliah Penting?

0

Selepas masa sekolah, biasanya para siswa dihadapkan pada dua pilihan: lanjut kuliah atau langsung kerja saja. Ya memang, banyak pilihan lain (nikah muda misalnya, meski tidak disarankan. LOL). Tapi, jika digeneralisir, pilihannya ya hanya dua itu. Mau punya embel-embel gelar di belakang nama lengkap, atau punya embel-embel "pengusaha sukses". Kurang lebih pandangan masyarakat seperti itu.

Masalahnya, apakah kuliah itu penting?

Sekadar informasi, di dunia perkuliahan, terutama yang bergelar sarjana, lebih mengedepankan teori daripada praktik. Misalnya, mahasiswa jurusan manajemen bisnis tentu lebih sering belajar teori ekonomi seperti perilaku pasar. Mereka yang ada di jurusan teknik belajar teori Matematika dan Fisika dasar untuk penerapan pada mata kuliah di semester-semester berikutnya.

Lho, justru bagus dong?

Menurut sebagian pihak, kuliah hanya menghambat mereka. Teori yang berbelit-belit merupakan sebuah impedansi besar. (Agak fisika.) Kalau mau berdagang, ya dagang aja. Kalau kerja, kerja aja. Susah amat. Kebanyakan teori malah bingung untuk mengaplikasikannya.

Yang kedua, mereka menganggap kuliah tidak menentukan kesuksesan. Jika kita bertanya pada orang-orang di kubu ini, mereka akan menjawab, "Lah, Bill Gates nggak kuliah aja bisa jadi miliader gitu! Zucky bisa bikin Facebook, terus sekarang tinggal tidur-tidur di rumah nikmatin duit. Bahkan, banyak sarjana yang ujung-ujungnya jadi pengangguran. Daripada susah-susah belajar empat tahun terus nganggur, mending nggak kuliah sekalian, to?"

Saya termasuk pihak yang kurang setuju dengan pernyataan di atas. Menurut opini saya, kuliah itu penting.

Sangat penting.

Kenapa?

1. Bagaimanapun, kerja perlu pemahaman dasar.
Ibarat rumah yang perlu pondasi sebelum dibangun sampai jadi, orang juga perlu ilmu dasar sebelum bisa bekerja dengan matang. Kuliah membantu kita mendapatkan konsep dasar dari suatu pekerjaan. Ya, meski Om Bill bisa tanpa kuliah, tapi beliau adalah one of a kind. Jarang ada yang seperti itu.
Bagi yang tidak ingin menjadi pengusaha, namun menjadi engineer atau saintis, ilmu ini jauh lebih diperlukan. Tanda mutlak dimutlakkan lagi.

2. Kuliah membantu kita mendapatkan pengalaman organisasi dan relasi.
Zaman sekarang, banyak kok kegiatan organisasi mahasiswa. Tinggal pilih saja. Yang terpenting, maksimalkan peluang adanya organisasi di kampus. Dengan demikian, kita dapat belajar kepemimpinan, manajemen waktu dan emosi, pengelolaan SDM, dan kemampuan berbicara di depan orang banyak. Selain itu, kuliah juga memperluas koneksi kita. Bayangkan, orang yang kita temui di kampus bukan hanya teman seangkatan. Banyak! Jadi, seandainya setelah lulus kuliah ingin bekerja di suatu perusahaan, koneksi kita yang membantu. Kalau mau berbisnis pun bisa dapat lebih banyak pelanggan. Tidak rugi, kan?

3. Sebagai backup seandainya bisnis kita kelimpungan.
Pesaing semakin banyak. Bisa saja suatu saat bisnis kita jatuh. Kalau sudah demikian, bagaimana kita mencukupi kebutuhan?
Lamar kerja.
Sayangnya, sudah hampir tidak ada perusahaan yang menerima lulusan SMA. Bisa saja sih, tapi di posisi apa? Ketika punya ijazah, kita masih punya peluang.

4. Melatih rasa tanggung jawab.
Di dunia perkuliahan, kita dituntut untuk memenuhi absensi dan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Kalau tidak, siap-siap jadi mahasiswa abadi, ya. Intinya, kita belajar untuk menerima konsekuensi.

Apakah kuliah penting?

Menurut saya, ya. Kuliah membantu banyak aspek kehidupan manusia, seperti ilmu pengetahuan, etika, rasa tanggung jawab, dan kemampuan interpersonal. Namun, saya tidak memberi stempel bahwa tidak kuliah itu haram, dosa, sia-sia. Hampir tidak ada hal yang murni hitam atau putih di dunia ini. Ada juga banyak hal yang bisa dipelajari di luar ruang kuliah.

Jadi, semuanya kembali lagi ke Anda. Ini kan pendapat belaka.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com