Belakangan ini, saya suka main
media sosial, termasuk ask.fm. Cara pakainya mudah saja, tinggal cari teman di
sana, lalu tanyakan apa pun. Orang juga tentunya bisa tanya sama kita. Simpel,
kan? Oh, ya, kita bisa pakai fitur “ask
anonymously” alias nanya sebagai anon. Anon ini kependekan dari anonim. Jadi,
nanti yang ditanya nggak akan tahu siapa yang tanya ke dia. Cocok buat tanya-tanya
pacar baru mantan. *maaf jangan
galau*
Masalahnya, fitur anon sekarang
makin nggak dipergunakan sebagaimana mestinya. Berbanding lurus dengan makin
banyaknya pengguna ask.fm. Kayaknya orang lebih berani menutupi identitas
dengan anonimitas. Sebagai sarana ngumpet dari serangan, katanya. Yah, menurut
saya ini mirip tukang begal yang pakai penutup wajah supaya nggak ketahuan.
Iya, ada anon-anon ngawur yang
mengejek pengguna lain melalui fasilitas ini. Nama fiturnya ask, tapi pertanyaannya sering berakhir
dengan tanda seru. Bruh. The society is
fucked up. Seringkali, saya
menemukan olok-olokan ini di menu beranda. Mentang-mentang nggak ketahuan
namanya, akhirnya ejek semaunya. Dan jenis olok-olokannya macam-macam, mulai
dari yang mengejek penampilan atau citra diri, lalu ada yang menyinggung
keluarga, sampai menghina SARA. Duh, kayaknya ganas banget. Kadang ada juga
yang nggak ngejek, tapi tanyanya nggak sopan. Misal tanya ukuran pakaian dalam
cewek. Itu orang fetish banget ya.
Lalu, apa respon orang-orang yang
disinggung? Berdasar pengamatan, saya bisa mengelompokkan menjadi empat tipe:
1.
Tipe minyak tanah: tersulut api, langsung
terbakar.
2.
Tipe isolator panas: memang terbakar, tapi nggak
terlalu parah dibanding tipe pertama.
3.
Tipe fireproof:
tahan api.
4.
Tipe pura-pura mampus: anggep nggak ada api sama
sekali.
Oke, kita ulas satu per satu.
Kalau tipe minyak tanah ini, biasanya begitu anon-anon mulai menghujat dengan
pertanyaan-yang-bukan-pertanyaan, dia langsung balik nyerocos. Sebutlah orang
misterius itu mengejek hidupnya yang agak hedon. Tipe pertama ini bakal
menanggapi dengan jawaban yang balik merendahkan, meski niat penanya ini bukan
mengejek, tapi sedikit mengkritik. Misalnya jawaban yang bilang kalau penanya pasti
iri gara-gara terlalu miskin dan sebagainya. Sering ada kata makian juga
sembari menyuruh anon untuk menunjukkan identitasnya. Terus anon tanya lagi,
dan orang ini jawab yang merendahkan lagi. Telanjur panas.
Tipe kedua bisa terpancing kalau
diserang sama anon, tapi nggak terlalu parah. Anggap aja anon ini merendahkan
keluarga yang ditanya. Nah, tipe kedua ini menyindir secara halus. Ngakunya sih
nggak marah, tapi tetap aja kepancing buat jawab. Justru tujuan anon kasih
ejekan yang aneh-aneh itu supaya dijawab. Supaya di-notice sama Senpai.
Tipe ketiga ini adem ayem saja
kalo diejek. Yah, seringnya dia nggak jawab pertanyaan. Dibiarkan aja di kolom questions. Kalaupun jawab, mungkin dia
jawab dengan santai kayak, “Terus?” atau mungkin kasih nasihat singkat. Agak
beda sama tipe pertama dan tipe kedua.
Tipe keempat yang lebih cuek. Dia
hapus saja pertanyaan bernada nyinyir yang masuk. Atau bahkan sampai hapus akun
ask.fm-nya. Cari aman gitu. Orang ini tipenya memang “don’t give a fuck.” Anggepannya kalau nggak mau sama-sama kebakar,
jangan biarkan dirimu disulut api atau menyulut api.
Saran saya, lebih baik cerna dulu
pertanyaan yang masuk. Kalau kritiknya memang sesuai kenyataan dirimu, ya
bilang saja makasih ke anon itu. Dijamin dia nggak bacot lagi. Masih nanya
aneh-aneh lagi? Ya jangan dijawab. Kalau nggak sesuai kenyataan atau sekadar
merendahkan, ya jangan ditanggapi. Hidup kan lebih damai tanpa debat-debatan
berunsur kebencian kayak gitu. Saya punya sedikit analogi: ada orang yang
berjarak sekitar satu jengkal darimu, lempar granat ke arahmu, terus kamu
lempar balik ke si pelempar. Lalu dia lempar lagi ke kamu. Begitu terus sampai
akhirnya meledak. Salah satu pasti rugi, kan? Coba kalau waktu kita dilemparin,
langsung buang aja granatnya?
Yah, coba dipahami sendiri
maksudnya.
0 komentar:
Post a Comment